"The Internet and Social Change in Asia" karya Loong Wong (2001) ; Sebuah Rangkuman



Artikel ini membahas bagaimana Internet telah menjadi alat penting bagi aktivis sosial dan politik di Asia, khususnya di Malaysia, Indonesia, dan Singapura, dalam memobilisasi dukungan, menyebarkan informasi, dan menekan kekuasaan politik dari jarak jauh. Internet memungkinkan akselerasi dan perubahan cepat dalam lanskap politik melalui konektivitas digital. Namun, artikel ini juga menyoroti bahwa Internet bukan tanpa hambatan: kesenjangan digital (digital divide) dan faktor-faktor sosial seperti kelas, ras, usia, gender, bahasa, dan kewarganegaraan tetap membatasi potensi Internet sebagai "great equalizer." Pemerintah juga menggunakan Internet untuk memantau dan mengontrol gerakan-gerakan sosial. Contoh konkret dampak Internet termasuk peran aktivis mahasiswa dalam menggulingkan Presiden Suharto di Indonesia dan mobilisasi Falun Gong terhadap pemerintah Cina.


Dampak Internet pada Perubahan Sosial dan Politik

Internet berfungsi sebagai alat untuk memobilisasi aktivis dan kelompok sosial dalam perjuangan politik dan demokrasi. Misalnya, mahasiswa pro-demokrasi di Indonesia menggunakan jaringan online untuk mengkoordinasi protes besar yang akhirnya mempercepat lengsernya Presiden Suharto. Di China, Gerakan Falun Gong menggunakan Internet untuk mengorganisasi perlawanan global terhadap penganiayaan pemerintah. Di Filipina, kelas menengah menggunakan teknologi nirkabel untuk menggalang demo massa yang menggulingkan Presiden Joseph Estrada. Ini menunjukkan bagaimana Internet membuka peluang baru bagi warga biasa untuk berperan aktif dalam dinamika politik.

 Internet sebagai Jendela Kesempatan dan Tantangan

Internet menyediakan jendela kesempatan bagi aktivis lokal untuk mempromosikan isu-isu mereka dan mendapatkan dukungan secara regional dan global. Namun, teknologi ini juga membawa risiko, karena tidak semua orang memiliki akses yang sama (digital divide), dan berbagai ketimpangan sosial seperti kelas dan bahasa tetap menghalangi sepenuhnya meraih manfaat dari Internet. Oleh karena itu, Internet bukanlah solusi tunggal untuk masalah sosial, melainkan alat yang harus dipahami dengan konteks sosial yang lebih luas.

 Pemerintah dan Pengendalian Internet

Sebagai respons terhadap potensi Internet yang bisa mengancam kekuasaan atau menimbulkan protes sosial, beberapa pemerintah di Asia mengontrol dan memantau penggunaan Internet untuk mengendalikan pergerakan penduduk dan menekan oposisi. Ini memperlihatkan sisi gelap penggunaan teknologi digital dalam ranah politik dan sosial.


Secara keseluruhan, artikel ini menegaskan bahwa Internet merupakan kekuatan yang mampu mengubah lanskap sosial dan politik di Asia dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun juga membawa tantangan yang kompleks terkait akses dan kontrol. Untuk informasi lebih detail, artikel ini tersedia secara lengkap dan bisa dicermati lebih jauh melalui DOI berikut: The Internet and Social Change in Asia (Wong, 2001).


(Khemal Andrias)

Komentar