Sebuah Desa Di Kaki Gunung Gede Cianjur : Mangunkerta

Perjalanan kali Ini saya menuju sebuah desa Di Selatan Kota Cianjur Tepatnya di bawah kaki Gunung Gede. Desa Tersebut adalah desa Mangunkerta. Desa Mangunkerta merupakan desa yang berada pada ketinggian 800-1000 m di atas permukaan laut. Desa ini memiliki total luas sebesar 212.885 HA. Penggunaan lahan di desa ini paling besar digunakan sebagai lahan persawahan sebesar 103,3 Ha dan kedua sebagai lahan perkebunan yaitu sebesar 68,5 Ha. Desa ini berbatasan dengan empat desa. Di sebelah utara desa ini berbatasan dengan desa Nyalindung dan Desa Cijedil, di Sebelah Timur desa ini berbatasan dengan Desa Gasol dan disebelah selatan desa ini berbatasan dengan desa Sarampad. Di sebelah  Barat desa ini berbatasan dengan desa Nyalindung dan Sarampad.
Total Jumlah penduduk desa Mangunkerta adalah sebanyak 6.155  Jiwa dengan komposis  jumlah Laki-laki sebesar 3.157  Jiwa dan Perempuan sebesar   2.998 Jiwa. Penduduk desa Mangun Kerta terdiri dari 1600 KK yang diantaranya adalah sekitar 436 KK merupakan penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Penduduk Desa Mangunkerta tersebar di 2 Dusun yang terdiri dari 8 Rw serta 26 RT. 

Jarak yang ditempuh  dari Kota Bandung  menuju Desa Manunkerta sekitar 70 Km dengan waktu tempuh sekitar 3 Jam apabila menggunakan kendaraan pribadi. Apabila  Jarak dari Kabupaten Cianjur yaitu sekitar 25 Km dengan waktu tempuh mencapai 60 Menit dengan menggunakan kendaraan. Bila menuju ibukota kecamatan Cugenang dapat ditempuh dalam waktu 30 menit dengan mengunakan kendaraan.Jalan utama menuju desa Mangun kerta dapat dilalui melalui Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Apabila dari kota bandung kita harus melewati kota Cianjur terlebih dahulu. Adapula jalan alternatif yang dapat diambil melalui jalur sukambumi yaitu melalui Warung kondang. 

Jalan utama desa merupakan jalan kabupaten yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat bahkan truk sekalipun. Terdapat satu ngkot yang melalui jalan utama desa yaitu angkot berwarna pink. Kondisi jalan beraspal dan terdapat beberapa lubang jalan yang ditemui. Kontur jalan cukup menanjak dibeberapa ruas karena lokasi desa sendiri berada di ketinggian sekitar 800-1000 m dpl. 

Secara kultural masyarakat Desa Mangunkerta merupakan masyarakat agraris. Mereka merupakan masyarakat yang memiliki pola hidup yang ketergantungan terhadap tanah. Apakah tanah sebagai tempat mencari penghidupan atau tanah sebagai tempat tinggal. Hal tersebut dapat terlihat dari  mata pencaharian mereka yang sebagaian besar sebagai petani baik petani penggarap atau buruh tani.

Bila melihat dari sejarah perkembangan ekonomi desa mangun kerta merupakan wilayah perkebunan teh yang dikuasai oleh kolonial belanda. Pada saat itu penguasaan diserhkan pada pribumi, sehingga terdapat orang-orang yang memiliki kawaan tanah yang luas di daerah tersebut. Berdasarkan sejarahnya sehingga di desa Mangunkerta ini masih terdapat keturunan bangsawan atau tuan-tuan tanah yang memiliki lahan yang luas.  Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa di desa ini terdapat beberapa orang kaya yang sangat kaya dan orang miskin yang sangat miskin. Ditambah lagi dengan keadaan pendatang yang membeli tanah dikawasaan ini. Desa mangunkerta berdekatan dengan puncak sehingga tidak salah bila banyak orang-orang dari luar yang berinvestasi di kawasaan ini terutama beinvestasi dalam bentuk tanah. 

Masyarakatnya desa Mangunkerta  sebagaian besar menetap memiliki pola tinggal menetap. Bagi mereka yang tidak memiliki akses terhadap tanah dan pendidikan merek rendah mereka bekerja sebagai buruh tani, namun bagi mereka yang tidak memiliki akses tanah dan memiliki keahlian atau tingkat pendidikan yang cukup mereka memilih bekerja keluar desa. Meskipun mereka bekerja diluar desa mereka tetap mempertahankan apa yang mereka miliki di desa sehingga sewaktu-waktu mereka pulang kedesa atau sekedar mengirim uang ke sanak saudaranya di desa. 

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya desa Mangunkerta merupakan desa yang berlokasi di bawah kaki gunung Gede dan berada di ketinggian sekitar 800-1000 m dpl. Sehingga memiliki potensi yang cocok untuk dijadikan perkebunan. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan warga yang melakukan usaha perkebunan di daerah Kp Burakan. Komoditas yang mereka tanam diantaranya adalah Tomat, bawang daun, buncis, kacang panjang dan sebagainya. Selain itu dapat dilihat pula usaha kegiatan budidaya jamur  tiram. Suhu pegunungan membantu usaha budidaya jamur tiram dapat dilakukan dengan baik di desa ini.
Apabila bergerak ke daerah bawah yaitu Kampung Nyengked, Kuta hingga kampung Gintung dapat ditemukan pesawahan dengan mengunakan sistem irigasi. Di desa Mangunkerta memiliki ketersediaan air sepanjang tahun. Namun apabila di kawasan desa Mangunkerta yang berdekatan dengan gunung Gede air banyak namun kondisinya keruh ketika musim hujan. Hal tersebut terjadi karena ketika musim hujan air membawa endapan-endapan tanah dari gunung. Untuk sisitem irigasi sendiri digunakan dua buah sungai yang melewati desa ini.
Potensi pertanian dan perkebunan desa ini memiliki potensi yang baik namun sayangnya tidak sejalan dengan kepemilikan tanah di desa ini. Kepemilikan tanah seperti kebun dan sawah sebagian besar dikuasai oleh orang luar ataupun dimonopoli oleh pribumi. Ada ungkupan “urang beunghar didieu mah da turunan” ( orang kaya di sini itu turunan) hal tersebut terlihat dari kepemilikan tanah mereka yang hektaran. Warga miskin di desa ini hanya mampu menjadi buruh di Desanya.
Diluar pertanian dan perkebunan di desa ini ditemukan usaha pengolahan makanan seperti kripik pisang, kripik singkong, enyek, wajit. Usaha tersebut biasanya merupakan usaha keluarga yang  pemasarannya dilakukan berdasarkan atas pesanan karena terbatas oleh modal. Usaha-usaha kreatif seperti pengolahan makanan ditemukan didalam perkampungan.  Ditemukan pula usaha aksesoris ukiran kandang burung dari kayu. Usaha ini banyak ditemukan Di Kp Burangkeng Rw 01 Rt 1 meskipun mereka tidak berkelompok namun mereka memiliki usaha yang sama. Selain itu di setiap RW akan ditemukan usaha peternakan domba atau kambing. Usaha peternakan ini masih menerapkan pula subsisten jadi merka hanya mengandalakan waktu idul adha untuk menjualnya itupun melalui bandar. Untuk usaha peternakan sendiri sumber daya pakan mudah diemukan di desa Ini namun karena sistem subsisten tadi jadi penghasilan yang didapatkan tidak seberapa. Selain budidaya Jamur adapula usaha warga yang mengembngkan produksi Baglog Jamur.  Usaha Produksi Baglog Jamur ini digunakan untuk menyuplai kebutuhan budidaya jamur selama 4 bulan sekali untuk pengusaha budidaya jamur di wilayah mangun kerta atu diluar daerah mangun kerta.

               
 Berikut ini adalah pemaparan luas lahan menurut penggunaannya :
·         Luas permukiman : 37,5 ha
·         Luas persawahan : 103,3 ha
·         Luas Perkebunan 68,5 ha
·         Luas kuburan : 5,0 ha
·         Luas taman: 2 ha
·         Perkantoran 1 ha
·         Luas prasarana umum lainnya 5,585 ha
 

Komentar