Saat Patriarki Berumah Tangga Dengan Kapitalisme

Sumber http://unityandstruggle.org



Pernah kah kamu melihat kesekitar, dari keluarga seperti apa kamu dilahirkan? Siapa orang tuamu, atau keluarga seperti apa keluargamu ? apakah kamu pernah memilihnya atau kamu tidak pernah tau hingga detik ini tentang kenapa kamu dilahirkan dari kedua orang tua mu?kalu begitu akupun sama.


Aku tidak tahu mengaka aku dilahirkan oleh keluarga  yang menjadi orangtua ku sekarang. Pertanyaan lainya , apakah kamu adalah seseorang yang meyakini bahwa setiap bayi dilahirkan dimuka bumi dalam keadaan yang sama ? telanjang dan tak punya apa-apa? Ake mungkin itu hanya berlaku beberapa menit. Kemudian setelah menit selanjutnya tentu saja keadaan tiap bayi di seluruh dunia menjadi berubah. Tergantung dia dilahirkan dikeluarga mana.

Sebelum bayi tersebut lahir apakah kalian tau keluarga seperti apa yang melahirkan mereka ? ya yang pasti mereka adalah manusia yang saling mencintai satu sama lain. Tapi apakah kalian tahu selain cinta, apa yang kemudian mengendalikan dan memberikan aturan-aturan dalam setiap relasi mereka. Apakah relasi-relasi tersebut muncul begitu saja atau  dibakukan oleh tatanan sosial ?. bila di bakukan oleh tatanan seosial tentusaja itu merupakan hasil kontruksi dari manusia, tidak muncul begitu saja.

Oke, mari kita lihat bagaimana sebenarnya pola relasi yang diatur oleh tatanan sosial kita dalam berkeluarga. Siapa yang punya hak istimewa sebagai pemimpin ?. Mungkin kita bersepakat kalau laki-lakilah yang berperan sebagai pemimpin. Karena ras ini(laki-laki) dianggap ras paling kuat, dia berani, bijaksana sehingga mereka “dianggap” secara kodrati memiliki jalan sebagai pemimpin. Apakah kamu  pernah bertanya, darimana kepercayaan bahawa pemimpin harus laki-laki itu muncul ?. Apakah hal yang selama ini kita  yakini merupakan kebenaran yang mutlak? Apakah memang laki-laki lah yang seharusnya memimpin. Bagi lak-laki sendiri apakah hal tersebut merupakan sebuah anugerah atau menjadi sebuah beban ?

Relasi ini juga kemudian membagi peran pekerjaan antara laki-laki dan perempuan di dalam Rumah tangga secara kaku. Tak hanya peran laki-laki dan istri namun peran anak laki-laki dan perempuan di dalam rumah tangga pun menjadi berbeda. Anak-anak sudah sejak kecil  diajari tentang  perbedaan pembagian kerja  ini. Perbedaan memilih mainan, perbedaan memilih pekerjaan rumah hingga perbedaan atas kesempatan-kesempatan terhadap  akses, seperti pendidikan misalnya. Bagi keluarga  kaya setiap keputusan memilih pendidikan untuk  anak-anaknya bukan masalah besar. Semua anaknya dapat diberi kesempatan untuk belajar sesuai keinginanya. Namun bagi keluar miskin, anak laki-lakilah yang diutamakan untuk mendapatkan pendidikan setingi-tinginya.

Pada pembagian kerja pun laki-laki memiliki tanggung jawab pencari nafkah dan perempuan atau isti memiliki tanggung jawab untuk mengurus rumah. Seperti beres-beres atau mempersiapkan kebutuhan lain. Kemudian masalah lain pun muncul ketika anggap saja suami tidak bisa bekerja dan memberikan penghasilan yang tepat. Orang yang paling dirugikan adalah istri, dialah yang bertanggung  jawab roda keluarga terus berjalan. Banyak masalah-masalah muncul misalanya karena perempuan tidak memiliki skill untuk bekerja akhirnya terpaksa untuk meminjam ke rentenir. Suami marah dan terjadi pertengkaran yang  berujung pada kekerasan.

Pembagian pekerjaan yang kaku seperti ini dan menjadikan laki-laki sebagai makhluk nomor satu dapat kita sebut sebagai sistem patriarki. Sistem patriarki ini sudaha ada di muka bumi sejak ratusan hingga ribuan tahun lalu semenjak manusia ada. Sistem tersebut merupakan bagaian dari kontruksi sosial dan hingga kali ini system ini terus dirawat dan di reproduksi. Pertanyaan menganai sejak kapan dan kenapa system ini di reproduksi, mungkin perlu bahasan lain karena cukup panjang. Intinya system ini lah yang mengatur dan dan menentukan peran antara laki-laki dan perempuan hingga saat ini dan disepakati bersama.

Apakah system ini tidak berusaha di tentang ? oh tentu saja. Sejak revolusi industry dan banyaknya perempuan-perempuan terpelajar maka,  munculah penentangan-penentangan pada  syitem ini, diantaranya adalah gerakan-gerakan feminist. Kalian bisa cari informasi lebih lanjut tentang gerakan-gerakan feminist dari sumber lain. Atau kapan-kapan aku akan nulis tentang gerakan feminist ini.

Kapitalisme ikut terlibat dalam keluarga

Lalu apa yang akan terjadi ketika kapitalisme ikut campur dalam keluarga yeng  dibentuk oleh patriarki ?. Apabila kita kembali pada pernyataan diatas bahwa pembagian kerja antara laki-laki kemudian di pisahkan. Laki-laki cendrung mendapatkan kesempatan pekerjaan yang  bersifat publik sedangkan perempuan cendrung mendapatkan pekerjaan yang domestik.
Pada pekerjaan publik tentu saja pekerjaan-pekerjaan yang bersentuhan dengan pekerjaan yang mampu menghasilkan uang. Berbeda dengan pekerjaan domestik yang tidak menghasilkan uang. Padahal beban pekerjaan sama bahkan lebih berat.

Sistem kapitalis  merupakan sistem yang sangat menghargai efektifitas, efisiensi dan tentunya akumulasi modal. Modal tersebut dapat berupa uang ataupun  uang yang kemudian dijadikan asset sebagai alat-alat produksi. Kepemilikan asset, modal, uang atau modal merupakan penilaian tertinggi pada orang-orang yang menganut sistem ini. Selogan-selogan tentang proses hanya selogan motivasi belaka yang penting adalah seberapa besar hasil yang kamu dapatkan.

Sitem kapitalis ini merupakan sistem yang merubah sedikit banyak  pandangan masyarakat kita, meskipun pada dasarnya manusia memang merupakan makhluk ekenomi sejak dulu. mAsyarakat kita menjadi masyarakat yang matrealistis.  Hal ini berdampak pada posisi perempuan di keluarga. Pekerjaan domestik menjadi tidak dihargai dalam keluarga. Padahal kalau kembali merihat beban kerjanya sama saja bahkan lebih berat dan beresiko.. Hal tersebut terjadi karena pandangan kalau penghasilan berupa materi lebih penting dibandingkan pekerjaan banting tualng dirumah.

Sedikit sekali penghargaan yang diberikan kepada para perempuan bila dibandingkan dengan beban pekerjaanya yang dia dapatkan di rumah. Dan lagi-lagi Perempuan mendapatkan kerugian yang paling besar sebagai buah hati dari sistem patriarki yang menikah dengan system kapitalis.

Lalu bagaimana dengan laki-laki yang memutuskan untuk memilih  pekerjaan domestik. Nasibnya sama saja dengan perempuan, tidak dihargai bahkan dihina karena dianggap sebagai laki-laki tidak bertanggung jawab. Namun laki-laki lebih beruntung, karena mereka masih punya kesempatan untuk memilih. Berbeda dengan perempuan.

Dalam Islam perceraian merupakan hal yang halal naum paling dibenci Allah. Namun saya berdoa semoga kapitalis dan patriarki segera bercerai.

Komentar