Menulis Untuk Sebuah Eksitensi


Sumber gambar : https://study.cardiffmet.ac.uk/AcSkills/PublishingImages/Pics/writing.jpg

Pram pernah berujar “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” yah kata-kata itulah yang pada hari-hari ini cukum membayangi ku. Bukan....bukan karena aku seorang penulis yang baik, justru karena aku tidak terlalu pandai menulis, maka aku menulis. yah aku belajar untuk menulis, karena yang membedakan manusia zaman sejarah dan prasejarah adalah karena tulisanya bukan ?
Kembali ke kata-kata Pram tadi, aku jadi teringat bagaina orang-orang besar dapat dikenang, yah karena mereka menulis. Kalian pasti mengenal siapa Cut Nyak Dien kan? dan pasti kita tidak meragukan kepahlawananya dan ke heroikannya, lalu apa bedanya dia dengan Seorang Kartini seorang gadis desa yang berasal dari Kawadanaan Jepara. Lalu kenapa kemudian kartini lebih populer dan dianggap sebagai Pahlawan emansipasi wanita (/perempuan) yah karena kartini menulis. Dia menulis jurnal, menulis pemikiran-pemikiran progresifnya dalam secarik kertas. Dan karna itulah hingga kini Kartini terus dikenang.
Pada dasarnya orang-orang besar terus dikenang karena mereka menulis,tentu saja seperti Enstine. Dia dikenang atas pemikiranya tentang Relativitas karena dia menuliskan semua hasil temuanya. Kalaupun tidak menulis seseorang mungkin akan tetap eksis namun dia hanya dikenang pada zamanya saja, ketika koleganya atau orang-orang yang mengenalnya masih hidup,apabila orang-orang yang dikenangnya telah mati maka iya ikut mati bersama ingatan orang-orang yang mengenalnya.
Ya meskipun kita tidak bisa memungkiri ada orang-orang seperti Socrates atau Muhammad yang tidak menulis namun mereka tetap dikenang. Mereka memang tidak menulis, namun ada orang yang menuliskan kisah-kisah mereka seprti Plato yang menuliskan tentang Socrates dan Ali yang menuliskan tentang Muhammad. Kasus-kasus seperti itu tentunya tidak terlalu banyak.
Benar kata Pram, menulis memang bekerja untuk keabadian. Namun sedikit sekali yang mampu melakukanya dan bekerja untuk keabadian serta kemudian menjadi orang besar. Karena menulis memang sulit, butuh energi untuk berfikir. butuh kesabaran dan tentunya komitmen.
Namun tidak ada yang tidak mungkin bila kita yakin, kita pasti bisa menulis demi sebuah eksistensi.
Mari Menulis!

Komentar